Hakekat dan Pilar Ibadah

09.34 / Posted by SUSARWO /

Posted on Juni 9, 2009 by dani



Insan kamil akan terealisasikan dalam ibadah, semakin sempurna ibadah seseorang semakin sempurna sifat kemanusiaannya. Oleh karenanya perlu sekali dijelaskan tentang hakekat dan pilar ibadah.

Makna Dan Macam Ibadah

Ibadah secara etimologi bahasa Arab bermakna merendahkan diri dan tunduk. Asal makna ibadah adalah kerendahan diri, sebagaimana perkataan orang Arab (طَرِيْقُ مُعَبَّدُ) berarti jalan yang dihinakan dan diinjak-injak oleh manusia. Sedangkan secara terminology, para ulama mengungkapkan banyak ibarat tentang makna ibadah ini, namun yang paling lengkap adalah definisi yang diungkapkan Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah yaitu: Ibadah adalah satu nama yang meliputi segala perbuatan dan perkataan yang Allah ta’ala cintai dan ridhoi, baik yang dzohir ataupun yang batin.

Dengan demikian ibadah terbagi menjadi tiga, yaitu: Ibadah hati, Ibadah lisan dan Ibadah anggota badan.

a. Ibadah Hati

Ibadah hati meliputi perkataan dan perbuatan hati. Perkataan hati adalah pembenaran dan keyakinan, seperti firman Allah:

وَالَّذِي جَآءَ بِالصِّدْقِ وَصَدَّقَ بِهِ أُوْلَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ لَهُم مَّايَشَآءُونَ عِندَ رَبِّهِمْ ذَلِكَ جَزَآءُ الْمُحْسِنِينَ

Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertaqwa. Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki pada sisi Rabb mereka.Demikianlah balasan orang-orang yang berbuat baik. Azzumar: 33-34

Dan firmanNya:

وَكَذَلِكَ نُرِي إِبْرَاهِيمَ مَلَكُوتَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَلِيَكُونَ مِنَ الْمُوقِنِينَ

Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) dilangit dan dibumi, dan ( Kami memperlihatkannya) agar Ibrahim itu termasuk orang-orang yang yakin. Al An’am :75

Serta firmanNya:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ ءَامَنُوا بِاللهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللهِ أُوْلاَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar. Al Hujurat: 15

Demikian juga firman Allah ta’ala dalam mengisahkan orang munafiq:

يَقُولُونَ بِأَفْوَاهِهِم مَّالَيْسَ فِي قُلُوبِهِمْ وَاللهُ أَعْلَمُ بِمَا يَكْتُمُونَ

Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak terkandung dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan. Ali Imran : 167

Sedangkan perbuatan hati berupa niyat, ikhlash, cinta, ketundukan, tawakal dan yang sejenisnya. Allah berfirman:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka Ayat-ayat-Nya, bertambahalah iman mereka (karenanya) dan kepada Rabblah mereka bertawakkal. Al Anfaal: 2

b. Ibadah lisan

Ibadah lisan meliputi perkataan dan perbuatan lisan. Perkataan lisan berupa mengucapkan dua kalimat syahadat. Allah ta’ala berfirman:

قُولُوا ءَامَنَّا بِاللهِ وَمَآأُنزِلَ إِلَيْنَا وَمَآأُنزِلَ إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَاْلأَسْبَاطِ وَمَآأُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَمَآأُوتِيَ النَّبِيُّونَ مِن رَّبِّهِمْ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّنْهُمْ وِنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ

Katakanlah (hai orang-orang mu’min):”Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’kub dan anak cucunya, dan apa yang telah diberikan kepada Musa dan ‘Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Rabb-nya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya. Al Baqarah: 136

Sedangkan amalan lisan adalah amalan yang tidak dilakukan kecuali dengan lisan, seperti membaca Al Qur’an dan dzikir serta wirid. Allah ta’ala berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ وَأَقَامُوا الصَّلاَةَ وَأَنفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلاَنِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَّن تَبُورَ

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. Faathir :29

c. Ibadah anggota tubuh

Ibadah anggota tubuh disini adalah amalan anggota tubuh selain lisan berupa amalan yang tidak dilakukan kecuali dengannya, seperti sujud, ruku’ dan lain-lainnya.

Allah ta’ala berfirman:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ وَجَاهِدُوا فِي اللهِ حَقَّ جِهَادِهِ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَاجَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِن قَبْلُ وَفِي هَذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا شُهَدَآءَ عَلَى النَّاسِ فَأَقِيمُوا الصَّلاَةَ وَءَاتُوا الزَّكَاةَ وَاعْتَصِمُوا بِاللهِ هُوَ مَوْلاَكُمْ فَنِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ

Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Rabbmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (al-Qur’an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atau segenap manusia, maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong. Al Hajj: 77-78
(Lihat tulisan Dr. Abdurrozaq Al ‘Abaad dalam kitab beliau Ziyadatul Iman Wa Nuqshanuhu, hal: 22-24).

Jadi ibadah meliputi seluruh amalan hamba yang diridhoi dan dicintai Allah.

Dasar Dan Pilar Ibadah

Ibadah adalah perkara tauqifiyah tidak diambil kecuali dari Al Qur’an dan Sunnah nabiNya. Semua ini karena ibadah merupakan hak khusus Allah Ta’ala, maka tidak boleh menetapkannya kecuali Allah ta’ala melalui wahyuNya yang diturunkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam baik berupa Al Qur’an ataupun Sunnah. Kalau demikian ibadah itu hanyalah mencontoh dan mentaati perintah Allah ta’ala dan rasulNya Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sedangkan selainnya tertolak. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

Barang siapa yang melakukan satu amalan (ibadah) yang tiada padanya perintah kami maka ia tertolak. Hadits riwayat Muslim

Sedangkan pilar ibadah ada tiga yaitu cinta (hubb), takut (khaof) dan rasa harap (raja’). Rasa cinta harus dibarengi dengan ketundukan dan kerendahan diri kepada Allah ta’ala dan rasa takut harus dibarengi dengan rasa harap. Ini semua merupakan pilar ibadah dan porosnya yang beredar diatas perintah dan syari’at Allah ta’ala dan RasulNya Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Demikianlah Allah ta’ala menjelaskan sifat orang mukmin dalam firmanNya:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا مَن يَرْتَدَّ مِنكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللهِ وَلاَ يَخَافُونَ لَوْمَةَ لآَئِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَآءُ وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang mutad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah-lembut terhadap orang-orang mu’min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siap yang dihendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. Al Maidah 5:54

Dan Allah ta’ala berfirman:

فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَوَهَبْنَا لَهُ يَحْيَى وَأَصْلَحْنَا لَهُ زَوْجَهُ إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَكَانُوا لَنَاخَاشِعِينَ

Maka Kami memperkenankan do’anya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdo’a kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami. Al Anbiya’: 90

Sebagian salaf menyatakan: “Siapa yang menyembah Allah Ta’ala hanya dengan kecintaan (Rasa Hubb) semata, mak ia seorang zindiq. Siapa yang menyembah Allah Ta’ala hanya dengan rasa harap (Roja’) semata, mak ia seorang murji’. Siapa yang menyembah Allah ta’ala hanya dengan rasa takut (Khouf) semata, maka ia seorang Haruriy. Siapa yang menyembah Allah ta’ala dengan kecintaan, rasa takut dan rasa harap, maka ia seorang mukmin muwahid”

Demikian pilar dan dasar ibadah. Jelaslah salah pernyataan yang menyatakan bahwa ibadah yang sempurna adalah ibadah yang dilakukan semata karena kecintaan, tanpa mengharap syurga dan takut adzab Allah ta’ala.

wabillahittaufiq

Penulis: Kholid Syamhudi Lc

Baca selengkapnya ......